Senin, 23 Desember 2024_Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) UIN Malang menjalin kolaborasi dengan tim ahli dari dosen MPBI (Magister Pendidikan Bahasa Inggris) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) bertema “Beating Barriers in Fostering Critical Thinking in the Indonesian Context”. Acara yang berlangsung di Meeting Room, Lantai 1, Gedung Megawati FITK UIN Malang yang membahas pentingnya penerapan critical thinking dalam pendidikan di Indonesia.
FGD dibuka secara resmi oleh Dekan FITK UIN Malang, Prof. Dr. H. Nur Ali, M.Pd., yang menekankan urgensi critical thinking di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI). “Sebagai pendidik, kita memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan mahasiswa yang tidak hanya kompeten, tetapi juga mampu berpikir kritis dan adaptif dalam menghadapi tantangan zaman, Harapannya kita bisa mengembangkan bahasa inggris bukan hanya dalam Cross Culture barat saja tapi semoga bisa mewujudkan aalumni yang bisa menguasai bahasa inggris dan agama yang baik sehingga dapat menerapkan dalam presentasi kitab kuning maupun tafsir Al-Qur’an” ujar beliau.
Hadir sebagai narasumber utama, Ibu Maya Defianty, M.Pd., Ph.D., bersama tim dosen UIN Jakarta, memaparkan pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam konteks pendidikan modern. Beliau menyebutkan bahwa perkembangan teknologi saat ini memberikan peluang sekaligus tantangan bagi dunia pendidikan. “Kehadiran AI yang semakin canggih, jika tidak disikapi dengan kemampuan berpikir kritis, dapat menurunkan kualitas pembelajaran,” jelasnya.
Diskusi juga mengangkat isu penghapusan Ujian Nasional (UN) sebagai salah satu langkah reformasi pendidikan yang sejalan dengan pengembangan critical thinking. Ibu Maya menilai bahwa soal-soal UN sebelumnya lebih berorientasi pada hafalan, bukan pada kemampuan analisis mendalam. Hal ini menjadi pengingat bagi para pendidik untuk merancang kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan era modern.
Dalam sesi diskusi, Prof. Dr. H. Nur Ali, M.Pd., menyoroti tantangan mahasiswa saat ini yang cenderung mengandalkan teknologi, seperti AI, dalam menyelesaikan tugas akademik. “Mahasiswa perlu diarahkan untuk memanfaatkan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti kemampuan berpikir kritis,” ujarnya.
FGD ini ditutup dengan sesi pemberian cendera mata dari pihak Program Studi Tadris Bahasa Inggris Prof. Dr. Langgeng Budianto, M.Pd. kepada Ibu Maya Defianty, M.Pd., Ph.D., sebagai narasumber. Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk lebih memprioritaskan pengembangan kemampuan pribadi dan mengurangi ketergantungan pada cara-cara instan dalam proses pembelajaran.Selain itu, harapannya kerja sama antara UIN Jakarta dan UIN Malang ini dapat menjadi langkah awal dalam mendorong transformasi pendidikan yang lebih berbasis pada pengembangan critical thinking. Mahasiswa, sebagai generasi penerus bangsa, diharapkan mampu menghadapi tantangan masa depan dengan kemampuan berpikir kritis yang matang dan inovatif.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.